Iran Tolak Tawaran Donald Trump
Oleh: marsot
Rabu, 01 Agu 2018 04:44

Mereka menganggap tawaran itu sebagai langkah tak berguna dan "suatu penghinaan" setelah Trump bertindak akan memberlakukan sanksi-sanksi atas Teheran menyusul penarikannya dari perjanjian nuklir.
Secara terpisah, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan penolakan Trump terhadap persetujuan itu yang dicapai tahun 2015 merupakan tindakan "ilegal" dan Iran tidak akan mudah terganggu dengan kampanye baru Washington untuk mencekik ekspor minyak vital Iran.
Pada Mei, Trump menarik AS keluar dari perjanjian multilateral yang dirampungkan sebelum ia naik ke tampuk kekuasaan, mengecamnya sebagai keuntungan sepihak bagi Iran. Pada Senin, ia menyatakan bahwa ia akan betemu dengan Rouhani tanpa syarat untuk membahas cara memperbaiki hubungan.
Kepala Dewan Strategi tentang Hubungan Luar Negeri Iran mengatakan pada Selasa, Teheran melihat tak ada manfaat dalam tawaran Trump, yang dibuat hanya sepekan setelah ia memperingatkan Iran bahwa negara itu menghadapi konsekuensi mengerikan yang pernah diderita dalam sejarah jika Iran mengancam Washington.
"Berdasarkan pengalaman buruk kita dalam perundingan-perundingan dengan Amerika dan berdasarkan pelanggaran pejabat AS atas komitmen mereka, sudah alamiah bahwa kami melihat tak ada nilai dalam proposalnya," kata Kamal Kharrazi, yang dikutip kantor berita resmi Fars.
"Trump seharusnya memberikan ganti rugi atas pengunduran dirinya dari perjanjian nuklir serta memperlihatkan bahwa dia menghormati komitmen para pendahulunya dan hukum internasional," kata Kharrazi, mantan menteri luar negeri.
Dewan itu dibentuk oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatulloh Ali Khamenei untuk membantu merumuskan kebijakan-kebijakan berjangka panjang bagi Republik Islam itu.
Langkah Trump untuk memaksa Iran melakukan perundingan baru kini menggabungkan kembali orang-orang beraliran keras penentang perjanjian nuklir dan kalangan moderat seperti Rouhani, yang memperjuangkannya untuk mengakhiri kebuntuan dengan kekuatan-kekuatan Barat yang melumpuhkan perekonomian Iran.
Ali Motahari, wakil ketua parlemen Iran yang dipandang sebagai tokoh dari kelompok moderat Iran, mengatakan bahwa berunding dengan Trump sekarang "akan merupakan penghinaan".
"Kalau Trump tidak menarik diri dari perjanjian nuklir dan tidak memberlakukan sanksi-sanksi (baru) atas Iran, tak akan ada masalah untuk berunding dengan Amerika," kata dia kepada kantor berita IRNA.
Menteri Dalam Negeri Iran Abdolreza Rahmani Fazli mengatakan Teheran tak percaya Washington sebagai mitra berunding. "Amerika Serikat tak dapat dipercaya. Bagaimana kita bisa mempercayai negara itu, yang menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir?" kata Fazli yang dikutip kantor berita setengah resmi Fars.
Seorang pembantu senior untuk Rouhani mengatakan satu-satunya jalan kembali ke pembicaraan ialah Washington harus kembali ke perjanjian nuklir.
Sumber: antara/reuters.
-
2 hari lalu
Pemimpin Tertinggi Iran Tolak Pembicaraan dengan Trump
ANKARA (EKSPOSnews):Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei pada Senin menolak tawaran Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengadakan pembicaraan tanpa syarat guna memperbaiki hubungan
-
satu minggu lalu
Melepas Lobster di Taman Wisata Perairan Pulau Pieh
JAMBI (EKSPOSnews): Proses pelepasliaran puluhan ribu ekor benih lobster di kawasan konservasi Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau Pieh, telah berjalan lancar dan berhasil dan diharapkan benih lobster d
-
satu minggu lalu
Hakim Periksa Aliran Dana Pembelian Sabu Roro Fitria
JAKARTA (EKSPOSnews): Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memeriksa aliran dana yang diduga terkait dengan transaksi pembelian sabu oleh artis Roro Fitria dari Wawan Hertawan.Dalam persida
-
satu minggu lalu
Amerika Berlakukan Sanksi Bagi Iran
WASHINGTON (EKSPOSnews): Amerika Serikat akan memberlakukan lagi sanksi atas Iran yang telah dibekukan berdasarkan kesepakatan nuklir bersejarah 2015, kata Pemerintah Presiden Donald Trump pada Senin
-
2 minggu lalu
Unjuk Rasa di Iran Meluas
DUBAI (EKSPOSnews): Unjuk rasa terjadi di sejumlah kota di Iran sepanjang lima hari terakhir pada Sabtu, menjelang pemberlakukan kembali sanksi ekonomi dari Amerika Serikat, demikian kabar dari kantor