Unjuk Rasa di Iran Meluas
Oleh: marsot
Minggu, 05 Agu 2018 19:25

Ratusan orang turun ke jalanan di kota Tehran, Karaj, Shiraj, dan Qom untuk menyuarakan protes terhadap melonjaknya harga-harga yang disebabkan oleh anjloknya nilai mata uang rial akibat kekhawatiran pasar terhadap sanksi dari Washington pada 7 Agustus mendatang. Vidio-vidio dari aksi unjuk rasa terhadap tingginya inflasi itu diunggah di media sosial.
Sebelumnya pada Mei lalu, Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian nuklir internasional dengan Tehran yang ditandatangani pada 2015. Dalam kesepakatan itu, sanksi ekonomi untuk Tehran akan dicabut dengan syarat Iran menghentikan program nuklirnya.
Namun Washington kini memutuskan untuk memberlakukan kembali sanksi-sanksi tersebut dan meminta negara lain untuk berhenti mengimpor minyak dari Iran mulai 4 November mendatang jika tidak ingin terkena sanksi keuangan Amerika Serikat.
Unjuk rasa di Iran dimulai dengan slogan-sogan anti kenaikan harga dan anti korupsi. Namun para demonstran kemudian mengembangkan isu menjadi anti pemerintahan.
Sejumlah gambar di media sosial menunjukkan puluhan demonstran di pusat Tehran meneriakkan slogan "kematian untuk diktator" -- yang merujuk pemimpin agung Ayatollah Ali Khamenei.
Pada Jumat malam, video memperlihatkan pasukan polisi anti huru-hara membubarkan sekitar 500 orang yang meneriakkan slogan perlawanan terhadap pemerintah di Kota Eshtehard, sekitar 100 km sebelah barat Tehran. Beberapa pengunjuk rasa melempar batu dan merusak sebuah sekolah Syiah, demikian kantor berita Fars melaporkan.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dalam akun Twitter berbahasa Persia-nya menulis, "meski semuanya bergantung pada rakyat Iran untuk menentukan masa depan negaranya, kami Amerika mendukung suara rakyat Iran yang telah diabaikan untuk waktu yang lama." Pada 7 Agustus nanti, Washington akan memberlakukan larangan pembelian dolar oleh Iran, memblokade perdagangan emas dan bahan tambang negara tersebut, serta sejumlah industri terkait lainnya.
Selain itu larangan impor karpet, makanan, dan transaksi finansial dari Iran juga akan diberlakukan kembali oleh Amerika Serikat.
Ekspor minyak Iran diperkirakan akan jatuh sebanyak lebih dari 70 persen pada akhir tahun akibat sanksi Amerika Serikat, sehingga suplai minyak dunia dikhawatirkan akan mengalami kelangkaan.
Sumber: antaranews.
-
3 bulan lalu
Presiden Minta Prosedur Pencairan Dana Peremajaan Sawit Dipangkas
NUSA DUA (EKSPOSnews): Presiden Joko Widodo menyoroti masih rumit dan berbelitnya prosedur bagi petani untuk mendapatkan dana peremajaan perkebunan kelapa sawit."Saya minta peremajaan kebun kelapa saw
-
4 bulan lalu
14 Anggota Keamanan Iran Diculik
LONDON (EKSPOSnews): Sebanyak 14 anggota pasukan keamanan Iran, termasuk beberapa anggota Garda Revolusi, diculik di perbatasan Iran dengan Pakistan pada Selasa, kata kantor berita IRNA, mengutip peja
-
4 bulan lalu
Amerika Serikat Tolak Permintaan Iran Pulihkan Aset
DEN HAAG (EKSPOSnews): Amerika Serikat pada Senin meminta hakim Mahkamah Internasional agar menolak permintaan Iran soal pemulihan aset 1,75 miliar dolar AS (sekitar Rp26,6 triliun) yang disita oleh p
-
4 bulan lalu
Prancis Sita Harta Iran
PARIS (EKSPOSnews): Prancis menyita harta milik dinas intelijen dan dua warga negara Iran sebagai tanggapan atas persekongkolan untuk menyerang pawai kelompok oposisi Iran di pengasingan pada Juni, ka
-
4 bulan lalu
Honorer di Simalungun Unjuk Rasa
SIMALUNGUN (EKSPOSnews): Ratusan tenaga honorer di lingkungan Pemerintah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, melakukan aksi demo ke kantor bupati dan gedung DPRD di Pamatang Raya.Massa yang tergabun