Kapal Ikan dari Sibolga Hilang di Perairan Aceh
Oleh: alex
Sabtu, 20 Jan 2018 11:16
BAGIKAN:

istimewa.
MEDAN (EKSPOSnews): Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Sumatera Utara berharap tim Basarnas mencari kapal penangkap ikan dari Kota Sibolga yang hilang di perairan Provinsi Aceh, 3 Januari 2018 sekitar pukul 03.00 WIB.
Kapal ikan itu berbobot 34 gross ton (GT) dengan nomor lambung 359 PPJ itu dengan mengangkut 28 anak buah kapal (ABK) dan seorang penumpang, kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) HNSI Sumut, Nazli, di Medan, Sabtu 20 Januari 2018.
Puluhan nelayan tersebut, menurut dia, harus dapat ditemukan karena pihak keluarganya sudah cukup lama menunggu dan juga ikut melakukan pencarian.
"Basarnas yang bekerja sama dengan Polisi Air, dan nelayan di Aceh harus bisa menemukan kapal penangkap ikan tersebut," ujar Nazli.
Ia menyebutkan, sampai saat ini, Basarnas belum dapat memastikan mengenai dimana posisi kapal ikan yang hilang.
Selain itu, diduga bisa saja kapal nelayan tersebut sudah keadaan tenggelam atau hanyut di sekitar perairan Samudera Hindia.
"Jadi, kita juga berharap nelayan yang belum ditemukan itu dalam keadaan masih hidup dan selamat," ucapnya.
Nazli menjelaskan pengalaman yang dialami nelayan selama ini, kapal yang hanyut di perairan Aceh itu bisa saja ditemukan selamat di Kepulauan Madagaskar, India maupun Afrika.
Penyebab hilangnya kapal ikan tersebut, diduga karena cuaca ekstrem, angin kencang, dan ombak yang cukup besar.
"Sebab beberapa pekan ini,dan memang cuaca tidak bersahabat dengan nelayan yang pergi melaut," kata Wakil Ketua HNSI Sumut itu.
Kapal pencari ikan itu milik UD Sinar Mas.
Kepala Humas UD Sinar Mas Aswin Nasution mengatakan kapal tersebut berangkat dari tempat pelelangan ikan (TPI) di Pondok Batu Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah pada 27 Desember 2017 tujuan melaut.
"Namun, tanggal 3 Januari 2018, kami kehilangan kontak sampai sekarang. Ada sebanyak 28 orang ABK dan seorang menumpang dari laut," katanya.
Aswin menjelaskan, kabar kehilangan kapal tersebut telah dilaporkan ke pihak terkait namun belum ada kabar baik.
Kapal ikan itu berbobot 34 gross ton (GT) dengan nomor lambung 359 PPJ itu dengan mengangkut 28 anak buah kapal (ABK) dan seorang penumpang, kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) HNSI Sumut, Nazli, di Medan, Sabtu 20 Januari 2018.
Puluhan nelayan tersebut, menurut dia, harus dapat ditemukan karena pihak keluarganya sudah cukup lama menunggu dan juga ikut melakukan pencarian.
"Basarnas yang bekerja sama dengan Polisi Air, dan nelayan di Aceh harus bisa menemukan kapal penangkap ikan tersebut," ujar Nazli.
Ia menyebutkan, sampai saat ini, Basarnas belum dapat memastikan mengenai dimana posisi kapal ikan yang hilang.
Selain itu, diduga bisa saja kapal nelayan tersebut sudah keadaan tenggelam atau hanyut di sekitar perairan Samudera Hindia.
"Jadi, kita juga berharap nelayan yang belum ditemukan itu dalam keadaan masih hidup dan selamat," ucapnya.
Nazli menjelaskan pengalaman yang dialami nelayan selama ini, kapal yang hanyut di perairan Aceh itu bisa saja ditemukan selamat di Kepulauan Madagaskar, India maupun Afrika.
Penyebab hilangnya kapal ikan tersebut, diduga karena cuaca ekstrem, angin kencang, dan ombak yang cukup besar.
"Sebab beberapa pekan ini,dan memang cuaca tidak bersahabat dengan nelayan yang pergi melaut," kata Wakil Ketua HNSI Sumut itu.
Kapal pencari ikan itu milik UD Sinar Mas.
Kepala Humas UD Sinar Mas Aswin Nasution mengatakan kapal tersebut berangkat dari tempat pelelangan ikan (TPI) di Pondok Batu Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah pada 27 Desember 2017 tujuan melaut.
"Namun, tanggal 3 Januari 2018, kami kehilangan kontak sampai sekarang. Ada sebanyak 28 orang ABK dan seorang menumpang dari laut," katanya.
Aswin menjelaskan, kabar kehilangan kapal tersebut telah dilaporkan ke pihak terkait namun belum ada kabar baik.
Sumber: antaranews.
Berita Terkait
komentar Pembaca