Suara Perempuan Selalu Jadi Rebutan Para Politikus
Oleh: alex
Selasa, 05 Mar 2019 17:27

Komisioner KPU Kota Palembang Yetty Oktarina dalam kegiatan sosialisasi "Pemilih Perempuan" yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika di Graha Sriwijaya Universitas Sriwijaya, Palembang, mengatakan berdasarkan keterangan KPU diketahui Daftar Pemilih Tetap perempuan pada Pemilu 2019 mencapai 96.557.004 orang sedangkan laki-laki berjumlah 96.271.476 orang.
Tingginya potensi suara kaum perempuan dalam Pemilu 2019 pada 17 April mendatang, menurut Yetty sangat disadari kedua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno.
"Sadar atau tidak disadari, peran perempuan sebenarnya sangat vital dalam menentukan pemimpin di negeri ini. Namun, kesadaran ini terkadang masih belum tumbuh sehingga banyak pemilih perempuan menyepelekan saja hak suaranya," kata dia, Selasa 5 Maret 2019.
Ia berharap melalui sosialisasi ini dapat membuka mata kalangan perempuan, khususnya pemilih pemula dari kalangan mahasiswa untuk mempergunakan hak suaranya pada Pemilu mendatang dengan sebaik-baiknya.
"Target kami partisipasi pemilu mencapai 77,5 persen, dan ini sangat membutuhkan dukungan para pemilih perempuan," kata Yetty dihadapan ratusan mahasiswa Universitas Sriwijaya yang menjadi peserta sosialisasi.
Sementara itu, Direktur Informasi Komunikasi Polhukam Kemkominfo Bambang Gunawan di Palembang, Selasa, mengatakan, pemerintah sangat ingin meningkatkan partisipasi perempuan di bidang politik karena saat ini keterwakilan di parlemen masih sangat sedikit.
"Melalui sosialisasi ini kami berharap, kalangan perempuan tidak apatis dengan pemilu dan nantinya mau juga terlihat di parlemen," kata dia.
Menurutnya, upaya ini harus terus diperjuangkan karena jika merujuk ke sejumlah negara maju maka Indonesia masih jauh tertinggal, dari sisi keterlibatan perempuan di parlemen.
Sejauh ini tingkat masih belum sesuai target, karena pada Pemilu 2019 masih kurang dari 30 persen.
Pada Pemilu 2014 lalu, keterwakilan perempuan di parlemen belum mencapai target 30 persen. Di tingkat DPR RI hanya mencapai 17,32 persen atau 97 perempuan dari 560 anggota menduduki jabatan legislatif. Di DPRD Provinsi, keterwakilan perempuan hanya 16,43 persen atau 350 perempuan menduduki jabatan dari 2.130 anggota DPRD Provinsi se-Indonesia.
Sedangkan di tingkat DPRD Kabupaten/Kota hanya terdapat 14 persen atau 2.296 anggota perempuan dari total 16.883 anggota DPRD Kabupaten/Kota se-Indonesia. Pada tingkat DPD (Dewan Perwakilan Daerah) masih belum mencapai target yaitu hanya 25,74 persen atau 34 anggota perempuan dari 132 anggota yang menduduki jabatan legislatif.
Sumber: antaranews.
-
tahun lalu
Bagaimana Membuktikan Kecurangan dengan Selirih 17 juta Suara?
JAKARTA (EKSPOSnews): Kuasa hukum Joko Widodo-Ma'ruf Amin Yusril Ihza Mahendra mengatakan bahwa pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno harus dapat membuktikan kecurangan atas selisih hasil pemili
-
tahun lalu
Pihak yang Kalah Pemilu Jelas Tidak Puas
JAKARTA (EKSPOSnews): Presiden Joko Widodo mengakui bahwa pihak yang kalah dalam pemilu serentak 2019 pasti tidak puas, namun ada cara-cara yang sesuai konstitusi untuk menyampaikan ketidakpuasan ters
-
tahun lalu
Waspadai Penumpang Gelap
JAKARTA (EKSPOSnews): Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengingatkan seluruh komponen bangsa agar mewaspadai "penumpang gelap" yang mengambil keuntungan d
-
tahun lalu
Potensi Kerusuhan Menjelang Penetapan Pemilu
JAKARTA (EKSPOSnews): Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan berdasarkan pemantauan intelijen tidak terdapat potensi kerusuhan saat penetapan hasil p
-
tahun lalu
Alasan Evaluasi Pemilu Serentak Terlalu Dangkal
JAKARTA (EKSPOSnews): Pengamat politik dari Komite Pemilih Indonesia, Jeirry Sumampow, menilai evaluasi sistem Pemilu yang ramai dibicarakan belakangan ini terlalu dangkal karena faktor pemicu yang di