Kamis, 09 Jan 2020
eksposnews.com
  • Home
  • Kicau
  • Mantan Pemikat Burung Sukses Breeding Murai Batu Ekor Putih

Mantan Pemikat Burung Sukses Breeding Murai Batu Ekor Putih

Rabu, 30 Nov 2016 09:06
BAGIKAN:
Jallus
Ardi Wijaya sukses usaha breeding Murai Batu.

MEDAN (KICAU): Sesekali ia hadir  dan berbaur dengan kontestan kicau di arena lomba.  Ia hadir bukan untuk menggantang burung. Hanya mendampingi adiknya Ai,  yang dikenal sebagai kicau mania pemain lovebird. Hobbynya yang sebenarnya adalah penangkar burung murai batu.  Namanya  Ardi Wijaya, lebih sering dipanggil Ici. Di kediamannya, Jalan Rahayu, Dusun V, Desa Tanjung Baru, Deliserdang, Sumut, Ici memiliki enam pasang murai batu indukan yang sudah berproduksi.   
 
Join dengan sang adik,  merek merintis usaha breeding murai batu. Ici  pria cerdas dan telaten. Hanya belajar secara otodidak dari rekannya di Jakarta, ditambah pengalaman empat tahun jadi pemikat burung,  ia   sukses beternak murai batu.  Dimulai bulan Januari 2015, tiga bulan kemudian, tepatnya  Maret 2015,  breeding yang  diberinama nama Pendawa Bird Farm itu sudah menghasilkan murai trotolan.  
 
Indukan pertamanya  murai batu Kingkong. Sebelum masuk kandang breeding,  sekitar 11 bulan Kingkong  dijajal di beberapa arena festival dan kompetisi burung berkicau di Sumut. Juara di Johor Kicau, Rumah Kicau Veteran (RKV), Lapangan Kicau KLBC, dan Lapangan Kicau KM 16 Binjai. Setelah tanda-tanda keberhasilan terlihat pada Kingkong dan pasangannya,  Ai dan Ici tak berhenti. Mereka menambah  indukan baru.  Hingga saat ini, Pendawa Bird Farm sudah memiliki enam pasang indukan murai batu ekor putih  produksi.
 
Produksi enam pasang indukan itu, dari Maret 2015 hingga November 2016, Pendawa Bird Farm sudah menjual lebih dari 50 ekor murai batu akor putih trotol ke berbagai daerah di Indonesia. Sebagian besar (80%)  ke kicau mania Pulau Jawa.  Harga trotolan usia 4 bulan dijual dengan harga Rp3.000.000 per ekor.   
 
Sukses Ici di breeding murai batu berawal dari kegiatannya memikat burung murai batu dan kacer.  Selama empat tahun ia keluar masuk hutan  Tanah Karo.  Murai ekor putih betina yang awalnya dipeliharanya hanya untuk cas-casan murai ekor putih  milik pelomba burung dijadikan sebagai alat pikat.
 
Selama jadi tukang pikat, Ici ternyata tak hanya mencari burung. Ia juga mempelajari karakter,  prilaku dan kemauan burung murai batu dan kacer di habitat aslinya. Salah satunya, cara kawin burung murai batu. Ternyata murai batu melakuan perkawinan sambil terbang. Inilah alasannya, jika ingin menangkar murai harus menyiapkan kandang yang  besar. Usia yang pas untuk indukan murai betina juga sangat berpengaruh terhadap kualitas anakan. Untuk itu sebelum melakukan perjodohan,  betina harus dipastikan sudah dewasa atau berumur lebih dari satu tahun.  
 
Jika ingin memperoleh murai batu anakan bermental faighter dari hasil tangkaran, indukan betinanya  juga harus bermental faighter. Cara  mengetahui betina bermental faighter atau tidak sangat gampang. Setelah melakukan perjodohan selama beberapa minggu, proses selanjutnya  menggabung si jantan dengan betina dalam  kandang breeding.  
 
Calon indukan betina yang bermental faighter biasanya akan melakukan perlawanan jika  jantan pasangannya melakukan penyerangan. Kalau betina melawan, si jantan tidak meneruskan penyerangannya. Ada rasa iba pada diri si jantan.  Bisa juga diartikan, serangan yang dilakukan si jantan hanya untuk menguji bahwa betinanya bermental faighter.  Secara alamiah, si jantan  tidak ingin bahwa keturunannya lahir dari betina yang tidak faighter.   
 
Sebaliknya, kalau betina tidak melakukan perlawan dan terus berusaha menghindar,  si jantan akan makin bringas. Serangan bertubi-tubi akan terus dilakukan untuk mengusir si betina.  Banyak kejadian, para penangkar harus  mengelus dada karena betinanya mati. Jika hal seperti ini terjadi, menurut pengalaman Ici, tindakan yang harus dilakukan adalah betina yang akan dipasangkan harus segera ditarik.  Dipastikan si jantan tidak menginginkan betina itu jadi penerus garis keturunannya.  Solusinya, mencari betina lain dan kembali melakukan proses perjodohan ulang.    
 
Selanjuntya, jika si jantan dan betina sudah  kompak,  seminggu berikutnya, betina akan menarik sarang dan pasangan itu siap menghasilkan murai batu trotolan.  Penarikan anak  dilakukan setelah delapan hari lepas cangkang terakhir.  Tiga hari pertama dalam rawatan, diberi kroto segar,  setiap satu jam. Tiga hari berikutnya sudah bisa diajari  makan voer. Caranya kroto segar dicampur dengan voer yang sudah dihaluskan.  Voer kasar Ronggolawe produk Ebod Jaya yang kaya akan vitamin sangat cocok untuk murai batu. Jika ingin berkonsultasi dengan Ardi dalam breeding murai batu bisa menghubunginya di . (js)


  Berita Terkait
  komentar Pembaca

Copyright © 2009 - 2020 eksposnews.com. All Rights Reserved.

Tentang Kami

Redaksi

Pedoman Media Siber

Disclaimer

Iklan

RSS

Kontak

vipqiuqiu99 vipqiuqiu99