PABATU (EKSPOSnews): PT Perusahaan Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Medan tahun ini mengejar laba sekitar Rp712 miliar ditengah melesunya harga komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO).

Dirut PTPN IV Medan Siwi Peni mengakaui kondisi harga CPO yang tergantung kepada pasar luar negeri sangat mempengaruhi pendapatan anak perusahaan BUMN perkebunan negara itu. "Harga kan tergantung kepada kondisi di luar negeri. Ada penolakan dari Uni Eropa dan perang dagang China-Amerika ikut berimbas pada harga CPO," ujarnya di Pabatu, Minggu 31 Maret 2019.

Menurut dia, anak perusahaan PTPN III Holding Perkebunan itu tetap berupaya menggenjot laba dengan melakukan efisiensi di segala bidang dan meningkatkan rendemen minyak sawit dan tandan buah segar (TBS/buah kelapa sawit mentah) disetiap kebun yang diusahai.

Kondisi tahun 2019 ini, paprnya, belum jauh dari kondisi ekonomi seperti tahun lalu. Harga CPO di pasar internasional, jelasnya, sempat menyentuh level Rp5.400 per kilogram. Sebelumnya, kata dia, harga CPO berada pada level Rp9.500 per kilogram. Penurunan harga komoditas CPO tersebut, jelasnya, harus diimbangi dengan peningkatan efisiensi, perbaikan sistem kultur tanam,serta memasuki industri hilir.

Tidak kalah penting, lanjutnya, melakukan peningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit yang pada tahun ini ditargetkan sebesar 24 ton TBS/Hektare dari sebelumnya sekitar 20,9 ton TBS per hektare.

Demikian juga rendemen minyak sawit, lanjutnya, harus ditingkatkan menjadi diatas 4 ton per hektare. Kalau pabrik minyak kelapa sawit (PKS) yang dimiliki PTPN IV sebanyak 16 unit dan 19 PKS suah mampu mencapai rendemen minyak sawit sekitar 24 ton dan lima PKS sudah mencapai 25 ton. "Kami memberikan penghargaan kepada manajer PKS yang mampu meningkatkan rendemen lebih tinggi lagi," tuturnya.

Untuk mendorong efisiensi, kata dia, jajaran direksi sudah melakukan tindakan antara lain memperbaiki jalan dan jembatan di kebun sehingga pengangkutan TBS menuju pabrik lebih cepat dan optimal.