Kartini Modern Penakluk Harimau Bonita
Oleh: Jallus
Minggu, 22 Apr 2018 11:31

Kartini penakluk harimau kiranya pantas disematkan kepada perempuan dipanggil Dita ini. Dia menjadi satu-satunya perempuan di antara belasan pria yang memburu Bonita sejak awal Januari 2018 di Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir, Riau..
Seperti biasa, Jumat 20 April 2018, Dita bersiap ke lokasi perburuan Bonita. Bergaya tomboi dengan sepatu botnya, Dita naik mobil double gardan supaya bisa menembus rawa gambut di Dusun Danau, Desa Tanjung Simpang.
Kewaspadaan tingkat tinggi menjadi syarat utama. Pasalnya, Dita harus melihat belang di semak belukar di antara pohon sawit milik PT Tabung Haji Indo Plantation, perusahaan sawit milik pengusaha Malaysia..
Dia harus menemukan Bonita karena sudah memasuki pencarian 113 hari. Harimau ini harus ditangkap dan direlokasi dari habitatnya karena mengancam manusia. Dua warga Riau sudah menjadi korban keberingasan Harimau yang menyimpang perilakunya itu.
Tepat pukul 06.15 WIB, sosok belang Bonita terlihat. Adrenalin makin kencang dan ketegangan makin tinggi. Sambil menghela nafas merilekskan situasi, Dita turun dari mobil bersama pria bernama Dimas Apriyanto.
"Ops belum saatnya, jaraknya belum pas untuk ditembak," bisik Dita kepada Dimas, penembak bius, dan tim lainnya.
Dita mengendap bersama tim lainnya. Salah langkah, bisa saja Bonita mengejar dan menerkam Dita atau tim lainnya.
Bonita memang sadar sedang dibidik. Karena perilakunya yang berubah, datuk belang ini tetap tenang dengan keberadaan manusia.
Jarak makin dekat hingga 10 meter. Instruksi dibisikkan Dita ke Dimas untuk menembak Bonita. Peluru bius dilesatkan dari moncong senjata dan mengenai tubuh Bonita.
"Yang menembak bukan saya. Saya hanya memutuskan untuk menembak sekarang atau nanti kalau jaraknya tepat," tutur Dita dihubungi dari Pekanbaru, Sabtu 21 April 2018.
Dita berhadapan dengan Bonita dalam jarak 10 meter sebelum menginstruksikan penembakan bius pada harimau betina itu.
Tembakan mengenai sasaran. Hanya Bonita masih berdiri, berjalan dan masuk ke hutan. Mau tidak mau, Dita harus menguntit supaya Bonita tak lepas lagi.
Hampir sekilometer mengekori Bonita, Dita mengeluarkan instruksi menembak lagi. Bonita yang mulai gontai ditembak bius di badannya sehingga tumbang.
"Dosisnya tak bisa saya sebutkan. Yang jelas bisa membuat tertidur sempurna (pingsan) 30 menit," ujar Dita.
Meski Bonita sudah dimasukkan ke kandang, ketegangan belum usai. Bisa saja Bonita mengamuk di kandang usai biusnya habis. Beruntung, harimau berubah perilaku ini tetap tenang seperti hewan jinak.
Penuturan Dita, menyelamatkan Bonita setelah berkonflik dengan manusia takkan terlupakan. Dari 11 kali menangani harimau, Dita menyebut Bonita paling mengancam nyawa.
"Ini paling menantang dan mengancam nyawa. Sudah 11 kali menangani harimau, semuanya di Sumatera. Ada yang menyelamatkan harimau terjerat," terang Dita.
Dita menyebut menangani konflik harimau dengan manusia sejak 2010. Dia bergabung dengan Yayasan Arsari Djojohadikusumo dengan bekal sarjana dokter hewan dari Universitas Udayana, Bali. Inilah Kartini modern berjuang tanpa pamrih dan menunjukkan kegigihan dalam tugasnya.
Sumber: liputan6.
-
2 bulan lalu
Memperkenalkan Anak Harimau Sumatera di Jerman
JAKARTA (EKSPOSnews): Empat anak harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) asli Indonesia yang lahir di Kebun Binatang Tierpark, Berlin, Jerman, 4 Agustus 2018, resmi diperkenalkan kepada publik pad
-
6 bulan lalu
Harimau Butuh Tempat Bersembunyi
JAKARTA (EKSPOSnews): Ahli ekologi satwa liar WWF Indonesia, Sunarto mengatakan setiap harimau butuh tempat untuk bersembunyi guna menyergap mangsanya."Harimau memiliki karakter memangsa yang khas, ya
-
7 bulan lalu
Mengembalikan Sopi Rantang ke Alam Liar
AGAM (EKSPOSnews): Setelah berhasil di rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR HSD), Sopi Rantang dikembalikan ke alam liar pada 1 Juli 2018."Yayasan Arsari Djojohadikusumo
-
8 bulan lalu
Melacak Harimau di Indragiri Hulu
PEKANBARU (EKSPOSnews): Tim gabungan terdiri dari TNI, Polri dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau melacak keberadaan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) setelah sebelumnya
-
8 bulan lalu
Awas...Harimau Liar
RENGAT (EKSPOSnews): Masyarakat Lirik Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, diminta selalu waspada harimau liar yang sering berkeliaran di wilayah tersebut khususnya di kawasan hutan karena ada war