Anggota DPD Tak Boleh dari Partai Politik
Oleh: Jallus
Senin, 23 Jul 2018 14:43

"Untuk selanjutnya, anggota DPD sejak Pemilu 2019 dan pemilu-pemilu setelahnya yang menjadi pengurus partai politik adalah bertentangan dengan UUD 1945," ujar Hakim Konstitusi I Dewa Gede Palguna di Gedung MK Jakarta, Senin 23 Juli 2018.
Palguna mengatakan hal tersebut ketika membacakan pertimbangan Mahkamah atas permohonan uji materi Pasal 182 huruf l UU Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu) dalam perkara Nomor 30/PUU-XVI/2018 yang diajukan oleh seorang fungsionaris partai yang ingin mencalonkan diri sebagai anggota DPD.
Putusan untuk perkara Nomor 30 ini kembali menegaskan bahwa calon anggota DPD tidak boleh berasal dari partai politik.
Dalam pertimbangan putusan tersebut, Mahkamah juga memberikan jawaban terkait dengan anggota partai politik yang pada saat ini juga menjabat sebagai anggota DPD.
Mahkamah dalam pertimbangannya mengakui bahwa ketentuan Pasal 182 huruf l UU Pemilu tidak tegas melarang anggota partai politik menjabat sebagai anggota DPD, meskipun putusan MK sebelumnya tetap menyebutkan bahwa anggota DPD tidak boleh diisi oleh anggota partai politik.
"Sejalan dengan sifat prospektif putusan Mahkamah, maka putusan ini tidak berlaku terhadap yang bersangkutan (anggota DPD yang merupakan anggota partai politik) kecuali yang bersangkutan mencalonkan diri kembali sebagai anggota DPD setelah putusan ini berlaku sesuai dengan Pasal 47 UU MK," jelas Palguna.
Sementara itu terkait dengan anggota partai politik yang sudah mendaftarkan diri sebagai anggota DPD ke KPU, Mahkamah meminta KPU untuk memberikan kesempatan kepada yang bersangkutan untuk tetap mencalonkan diri sebagai anggota DPD dengan syarat sudah menyatakan mengundurkan diri dari kepengurusan partai politik.
Pada sidang sebelumnya, Muhammad Hafidz selaku pemohon berpendapat Pasal 182 huruf I sepanjang frasa "pekerjaan lain' mengandung ketidakjelasan maksud, sehingga menimbulkan kerugian konstitusional bagi pemohon.
Pemohon merasa anggota DPD yang dijabat oleh fungsionaris partai politik akan mengalami konflik kepentingan di antara dua jabatan tersebut.
Sumber: antaranews.
-
4 bulan lalu
Persaingan Antarparpol Bakal Seru
PEKANBARU (EKSPOSnews): Pakar Politik Universitas Riau, Hasanuddin mengatakan berdasarkan konstruksi perundang-undangan mengenai Pemilu terutama berkaitan dengan perhitungan suara dan perolehan kursi
-
12 bulan lalu
Dukungan Parpol Terhadap Calon dalam Pilkada Perlu Dibatasi
SEMARANG (EKSPOSnews): Ketua Program Magister Ilmu Politik FISIP Universitas Diponegoro Semarang Teguh Yuwono memandang perlu menyetop borong dukungan terhadap pasangan calon pada pemilihan kepala dae
-
tahun lalu
5 Parpol Deklarasikan Pasangan Edy-Ijeck
MEDAN (EKSPOSnews): Lima partai politik mendeklarasikan dukungan dan pencalonan pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah dalam pemilihan gubernur Sumatera Utara di Lapangan Mereka Medan, Minggu 7 Jan
-
2 tahun lalu
Bendahara Parpol Ikut dalam OTT Gubernur Bengkulu
JAKARTA (EKSPOSnews): Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menginformasikan bahwa salah satu dari lima orang yang diamankan dalam operasi tangkap tangan di Bengkulu adalah bendahara dari sal
-
2 tahun lalu
AM Fatwa Terpukul karena Anggota DPD Ditangkap KPK
PURWOKERTO (EKSPOSnews): Ketua Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Daerah AM Fatwa menyesalkan ada anggota DPD yang tertangkap oleh KPK, yang semakin memperburuk citra institusinya yang seharusnya me