Kroasia Singkirkan Denmark
Oleh: alex
Senin, 02 Jul 2018 06:17

Mereka semestinya dapat mengamankan hasil itu lima menit sebelum akhir perpanjangan waktu, namun eksekusi penalti Luka Modric dapat digagalkan Kasper Schmeichel.
Bagaimanapun, kapten Kroasia itu dengan gagah berani menjadi eksekutor pada adu penalti ketika kiper Danijel Subasic menggagalkan tiga eksekusi Denmark, untuk menyiapkan pertemuan dengan Rusia di perempat final pada Sabtu.
Operan Modric yang membawa Ante Rebic menuju ke gawang, sebelum kemudian dijatuhkan Mathias Jorgensen, dan memberi peluang bagi Kroasia untuk mengunci kemenangan sebelum adu penalti. Namun Schmeichel melakukan penyelamatan cerdas untuk mempertahankan kedudukan 1-1.
Dua gol pada empat menit pembukaan menjadikan awal pertandingan di Stadion Nizhny Novgorod berlangsung menarik. Bagaimanapun, hal itu tidak berlanjut ketika kedua tim memilih untuk tampil berhati-hati untuk menjaga peluang mencapai delapan besar Piala Dunia.
Jorgensen hanya memerlukan 57 detik untuk mematahkan pertahanan Kroasia pada akhir lemparan jarak jauh Jonas Knudsen, mengarahkan bola dengan kaki kirinya ketika bola kemudian memantul mengenai rekan setimnya Thomas Delaney.
Kiper Kroasia Danijel Subasic bersiap menyambut bola sepakan Jorgensen, namun bola yang terdefleksi masuk ke gawangnya.
Terdapat elemen komedi untuk terciptanya gol penyama kedudukan pada menit keempat bagi Mario Mandzukic, ketika keunggulan awal Denmark segera terhapuskan.
Pinball Sepakan yang melintasi pertahanan Denmark dibuang oleh Henrik Dalsgraad, namun bola menghantam wajah rekan setimnya Andreas Christensten, menciptakan efek "pinball" yang membuat bola jatuh ke penguasaan Manduzkic, yang kemudian memasukkannya ke gawang dari jarak dekat.
Harapan akan dampak Christian Eriksen untuk Denmark dan Modric untuk Kroasia begitu tinggi, namun mereka tidak mampu berbuat banyak.
Upaya Eriksen mengenai bagian atas mistar gawang sebelum turun minum, sedangkan di sisi lain lapangan, Ivan Rakitic memaksa Schmeichel melakukan penyelamatan.
Setelah turun minum, peluang-peluang semakin sedikit meski Kroasia menaikkan tempo menjelang berakhirnya waktu normal namun mereka kesulitan menundukkan pertahanan Denmark.
Pada perpanjangan waktu, bola lemparan ke dalam panjang yang dikirimkan Knudsen menjadi senjata paling berbahaya, namun pemenang laga tetap ditentukan melalui adu penalti.
"Ini merupakan perasan yang aneh. Kekecewaan besar. Namun juga kebanggaan besar terkait tim kami," kata Schmeichel.
"Menurut saya kami memiliki kesempatan. Menurut saya kami adalah tim yang lebih baik pada babak kedua dan perpanjangan waktu." "Menurut saya kami tidak beruntun. Saya pikir wasit tidak menyukai kami pada hari ini. Ini sulit untuk diterima dan memberikan kata-kata tentangnya. Terlalu banyak emosi saat ini."
Sumber: antara/reuters.
-
7 hari lalu
Kekuatan Mental Jadi Penentu Juara Piala Dunia
MOSKOW (EKSPOSnews): Prancis mampu mengatasi kesalahan-kesalahan dan ketidaksempurnaan pada final Piala Dunia saat mereka mengalahkan Kroasia dengan kekuatan mental untuk mengangkat trofi untuk kedua
-
7 hari lalu
Hujan Gol, Prancis Juara Dunia
MOSKOW (EKSPOSnews): Prancis menjuarai Piala Dunia untuk kedua kalinya dengan menghancurkan mimpi Kroasia untuk meraih gelar perdananya dengan kemenangan 4-2 di Stadion Luzhniki, Moskow, Minggu, pada
-
7 hari lalu
Kroasia Bangga Walaupun Juara Dua
MOSKOW (EKSPOSnews): Pelatih Kroasia Zlatko Dalic mengatakan para pemainnya semestinya bangga terhadap laju sensasional mereka di Piala Dunia dan penampilan mereka di final pada Minggu, meski kalah 2-
-
7 hari lalu
Penyusup Saat Final Piala Dunia
MOSKOW (EKSPOSnews): Olga Kurachyova, anggota grup band Rusia yang anti-Kremlin, 'Pussy Riot', kini masih dalam tahanan polisi setelah bersama beberapa orang lainnya masuk ke lapangan saat p
-
satu minggu lalu
Kisah Kroasia di Piala Dunia
MOSKOW (EKSPOSnews): Kisah indah Kroasia menuju final Piala Dunia merupakan "keajaiban" sepak bola yang dibangun dengan dasar kerja sama dan kesatuan yang membuat mereka mampu menyingkirkan tim-tim de