- Home
- Lowongan Kerja
- Imigrasi Malaysia Tahan Pekerja Ilegal
Imigrasi Malaysia Tahan Pekerja Ilegal
Oleh: Jallus
Rabu, 25 Jul 2018 04:01
BAGIKAN:

istimewa.
KUALA LUMPUR (EKSPOSnews):Imigrasi Malaysia menahan 139 pekerja ilegal atau pendatang asing tanpa izin (PATI) dalam Operasi Mega 3.0 di beberapa kawasan sekitar Jalan Raja Laut, Kuala Lumpur, Selasa 24 Juli 2018.
Kepala Jabatan Imigrasi Malaysia (JIM) Datuk Seri Haji Mustafar Haji Ali mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap 385 warga asing yang berasal dari berbagai negara.
Datuk Seri Haji Mustafar menyebutkan kesalahan mereka, antara lain, tidak mempunyai paspor dan menyalahgunakan pas lawatan sosial atau pas pelajar.
Menurut dia, kebanyakan mereka mempunyai pas pelancong, pelajar, dan pembantu rumah tetapi bekerja sebagai tukang urut, berjualan, dan pelayan restoran.
Mustafar mengatakan dalam operasi yang dimulai pada pukul 14.45 dan berakhir sekitar pukul 16.30 pihaknya turut mendapati terdapat warga lokal yang menyewakan tempat perniagaan kepada warga asing.
"Walaupun Dewan Bandaraya Kuala Lumpur (DBKL) sudah memberikan larangan kepada peniaga lokal, masih ada yang melanggar dan terus melakukannya," katanya.
Untuk menangani isu tersebut, pihaknya senantiasa bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk memastikan langkah-langkah pencegahan dengan baik.
Mustafar memberitahukan sejak 1 Januari hingga 24 Juli sebanyak 8.217 operasi telah dilaksanakan di seluruh negara bagian dengan tangkapan sebanyak 24.463 pekerja ilegal.
"Semua PATI yang berusia antara 20 dan 60 tahun diantar ke Depot Imigresen Bukit Jalil untuk penyelidikan lebih lanjut," katanya.
Semua PATI tersebut, katanya lagi, akan diproses sesuai dengan Akta Imigrasi 1959/63, Akta Paspor 1966, dan Peraturan-Peraturan Imigrasi 1963.
Kepala Jabatan Imigrasi Malaysia (JIM) Datuk Seri Haji Mustafar Haji Ali mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap 385 warga asing yang berasal dari berbagai negara.
Datuk Seri Haji Mustafar menyebutkan kesalahan mereka, antara lain, tidak mempunyai paspor dan menyalahgunakan pas lawatan sosial atau pas pelajar.
Menurut dia, kebanyakan mereka mempunyai pas pelancong, pelajar, dan pembantu rumah tetapi bekerja sebagai tukang urut, berjualan, dan pelayan restoran.
Mustafar mengatakan dalam operasi yang dimulai pada pukul 14.45 dan berakhir sekitar pukul 16.30 pihaknya turut mendapati terdapat warga lokal yang menyewakan tempat perniagaan kepada warga asing.
"Walaupun Dewan Bandaraya Kuala Lumpur (DBKL) sudah memberikan larangan kepada peniaga lokal, masih ada yang melanggar dan terus melakukannya," katanya.
Untuk menangani isu tersebut, pihaknya senantiasa bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk memastikan langkah-langkah pencegahan dengan baik.
Mustafar memberitahukan sejak 1 Januari hingga 24 Juli sebanyak 8.217 operasi telah dilaksanakan di seluruh negara bagian dengan tangkapan sebanyak 24.463 pekerja ilegal.
"Semua PATI yang berusia antara 20 dan 60 tahun diantar ke Depot Imigresen Bukit Jalil untuk penyelidikan lebih lanjut," katanya.
Semua PATI tersebut, katanya lagi, akan diproses sesuai dengan Akta Imigrasi 1959/63, Akta Paspor 1966, dan Peraturan-Peraturan Imigrasi 1963.
Sumber: antaranews.
Berita Terkait
-
8 bulan lalu
Tenaga Kerja Ilegal Indonesia Ditahan Imigrasi Malaysia
KUALA LUMPUR (EKSPOSnews): Jumlah tenaga kerja Indonesia ilegal yang ditahan Jabatan Imigrasi Malaysia (JIM) terhitung per 1 Januari 2018 hingga 24 Mei mencapai 6.315 orang atau menempati urutan terti
-
2 tahun lalu
Imigrasi Malaysia Razia Pekerja Ilegal
KUALA LUMPUR (EKSPOSnews): Jawatan Imigrasi Malaysia bakal melakukan razia terhadap pekerja ilegal atau Pekerja Asing Tanpa Izin (PATI) di seluruh negara bagian secara besar-besaran mulai Jumat 30 Jun
-
2 tahun lalu
Imigran Malaysia Perlakukan Sri Dewi Sulistina Seperti Penjahat Besar
MEDAN (EKSPOSnews): Lembaga Bantuan Hukum Ikadin Sumut berencana menggugat Imigrasi Kuala Lumpur, Malaysia, dan manajemen Air Asia karena diduga melanggar hak asasi terhadap klien mereka WNI asal M
komentar Pembaca