Penderita Gagal Ginjal di Kepri Meningkat
Oleh: marsot
Senin, 01 Jul 2019 06:08

Kepala Dinkes Kepri, Tidak Yudiana di Tanjungpinang, mengatakan, jumlah penderita gagal ginjal saat ini meningkat 10 kali lipat dibanding 2010.
"Tahun 2010 hanya sekitar 80 orang penderita gagal ginjal di Kepri," ujarnya, Minggu 30 Juni 2019.
Penderita gagal ginjal, tambah dia tidak dapat mengurus dirinya sendiri. Dalam sepekan para penderita gagal ginjal harus dua kali cuci darah.
Waktu yang dibutuhkan untuk sekali mencuci darah selama enam jam. Biaya berobat yang dibutuhkan juga sangat besar, selain uang transportasi.
"Tentu ini akan menjadi beban negara yang cukup besar," lanjutnya.
Menurut dia, jumlah gagal ginjal di Kepri memasuki tahapan membahayakan, bukan sebatas mengkhawatirkan. Artinya, pemerintah harus mendorong masyarakat untuk memiliki pola hidup yang sehat.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) salah satu program Kemenkes yang dilaksanakan secara nasional, dan diharapkan mendapat dukungan dari masyarakat. Germas Kepri semakin agresif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat memiliki pola hidup sehat, dan rutin memeriksakan kesehatannya.
Pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan yang berserat seperti buah-buahan dan sayuran setiap hari, serta berolah raga sesuai dengan kebutuhan tubuh.
"Upaya antisipatif jauh lebih baik dibanding mengobati. Karena itu, masyarakat harus memiliki pola hidup sehat, dan mengetahui kondisi kesehatannya," ujarnya.
Ia mengatakan selain gagal ginjal, penyakit tidak menular lainnya yang menjadi atensi pemerintah yakni penyakit jantung dan stroke. Kedua penyakit ini mengalami peningkatan yang tajam.
Penyebab penyakit ini sama seperti ginjal yakni gaya hidup yang tidak sehat. Mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat dan gula yang tinggi, karena menyebabkan gagal ginjal, penyakit gula, jantung dan stroke.
"Contohnya, budaya minum air kaleng ketika lebaran yang mengandung gula tinggi merupakan pola hidup tidak sehat," ucapnya.
Penderita hipertensi, diabetes, gagal ginjal dan stroke tidak hanya tinggal di perkotaan, melainkan juga di pulau-pulau.
"Penyakit ini sudah merata hingga ke pulau-pulau," tambahnya.
Sumber: antaranews.
-
2 bulan lalu
Pembangunan di Kepulauan Riau Masih Timpang
TANJUNGPINANG (EKSPOSnews): Badan Pekerja Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (BP3KR) menyoroti kinerja Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang belum terlalu maksimal dalam melakukan pemerataa
-
3 bulan lalu
Bauksit Ilegal dari Kepulauan Riau
TANJUNGPINANG (EKSPOSnews): Anggota Komisi III DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Suryani, mengatakan izin pengangkutan dan penjualan bauksit di Kabupaten Bintan bermasalah karena diduga melanggar peratura
-
3 bulan lalu
Kasus Kerusakan Lingkungan di Kepulauan Riau Naik ke Pengadilan
TANJUNGPINANG (EKSPOSnews): Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memastikan kasus kerusakan lingkungan akibat pertambangan bauksit di pulau-pulau di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan R
-
3 bulan lalu
Wagub Kepulauan Riau Tak Diberikan Kewenangan
TANJUNGPINANG (EKSPOSnews): Wakil Gubernur Kepulauan Riau Isdianto merasa malu lantaran tidak dapat berbuat banyak untuk kepentingan masyarakat."Hari ini genap setahun saya menjabat sebagai Wagub Kepr
-
3 bulan lalu
Penyidik KLHK Akan Periksa Gubernur Kepulauan Riau
TANJUNGPINANG (EKSPOSnews): Penyidik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan memeriksa Gubernur Kepri Nurdin Basirun dan Bupati Bintan Apri Sujadi dalam kasus perusakan lingkungan dan hutan ak