Medsos Membuat Angka Perceraian Meningkat
Oleh: Jallus
Sabtu, 14 Jul 2018 04:22

"Pemanfaatan media sosial yang kebablasan bagi sebagian masyarakat dalam membina rumah tangga, tidak mampu dikendalikan dalam mencipatakan rasa kasih sayang antara keduanya dapat menjadi pemicu terjadinya gugatan cerai dan penjatuhan talak," kata Kepala Kanwil Kemenag Sulawesi Barat Muhdin di Mamuju, Jumat 13 Juli 2018.
Ia menyatakan, kurung waktu empat tahun terakhir, yakni pada periode 2014-2017 angka cerai talak dan cerai gugat yang tercatat di Pengadilan Agama Kabupaten Polewali Mandar, Majene dan Kabupaten Mamuju, mencapai 3.847 perkara.
"Angka perceraian dari tahun ke tahun semakin meningkat dan kini mencapai 3.847 perkara, dengan rincian, cerai talak 1.127 perkara sedangkan cerai gugat 2.720 perkara dan telah memiliki putusan," ungkap Muhdin.
Secara nasional, ada 15 faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian pasangan suami istri lanjut Muhdin, dimana alasan ketidakharmonisan rumah tangga berada pada urutan pertama dengan 110.354 kasus atau 31,5 persen, disusul tidak bertanggung jawab, 88.596 kasus, sedangkan alasan ekonomi berada pada urutan ketiga dengan jumlah kasus 81.702 Kasus.
Lebih lanjut dijelaskan, tercatat 28.643 kasus perceraian akibat gangguan pihak ketiga, dimana pada faktor ini, pihak yang banyak mengajukan gugat cerai ada dari pasangan perempuan yang disebabkan oleh penggunaan media sosial.
"Pengunaan sosial media yang selama ini berkembang menjadi pemicu adanya pihak ketiga dalam menganggu pasangan suami istri dalam membina keluarga," terang Muhdin.
Disebutkan faktor penyebab cerai lainnya dengan jumlah kasus dapat dirincikan sebagai berilut, krisis akhlak 11.336 perkara, Cemburu 9.994 kasus, sebanyak 6.791 perkara akibat pasangan menyakiti jasmani, 2.159 kasus akibat kawin paksa, melakukan poligami secara tidak sehat 1.733 perkara.
Pasangan menyakiti secara mental 1.312 kasus, cacat biologis 805 kasus, 589 perkara akibat kawin di bawah umur, alasan pasangan di hukum dan mendekam dalam penjara 571 kasus, faktor politis 397 perkara sedangkan alasan lain-lain 4.792 kasus.
Dengan melihat jumlah kasus ini, Kemenag Sulbar melalui penyuluh agama di desa dan kecamatan berusaha melakukan penyuluhan tentang pentingnya membina keluarga sakinah.
Selain itu mencegah masyarakat untuk melakukan perkawinan usia dini dan kawin paksa serta mengingatkan dampak pengaruh sosial media dan pengunaan obat terlarang juga? menjadi pemicu meningkatnya perceraian, kata Muhdin.
Sumber: antaranews.
-
11 jam lalu
Perceraian di Aceh Meningkat
BANDA ACEH (EKSPOSnews): Mahkamah Syar'iyah Aceh menyatakan, kasus perceraian dan telah diputuskan oleh Peradilan Mahkamah Syari iyah Islam di 23 kabupaten/kota se-Provinsi Aceh pada tahun 2018 m
-
3 minggu lalu
Perceraian di Sampang Melonjak
SAMPANG (EKSPOSnews): Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Sampang, Jawa Timur, selama 2018 menangani sebanyak 1.238 kasus perceraian, kata Panitera di Pengadilan Agama setempat, Fa'iq."Total jumlah p
-
2 bulan lalu
Pengguna Utama Medsos di Indonesia Didominasi Perempuan
JAKARTA (EKSPOSnews): Kepala Seksi Statistik Kemiskinan (BPS) Badan Pusat Statistik Nur Sahrizal mengatakan akses internet yang paling banyak dilakukan perempuan di Indonesia adalah untuk media sosial
-
4 bulan lalu
Ribuan Kasus Perceraian di Ogan Komering Ulu
BATURAJA (EKSPOSnews): Pengadilan Agama Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, pada 2018 menangani sebanyak 1.190 kasus perceraian yang diajukan oleh pemohon pasangan suami isteri di
-
5 bulan lalu
Penipu Lewat Medsos
JAKARTA (EKSPOSnews): Petugas Polda Metro Jaya meringkus seorang wanita bernama Veronica Ida Mustika Ayu yang diduga terlibat penipuan pemesanan tas bermerk melalui media sosial (medsos)."Pelanggannya