- Home
- Hukum & Kriminal
- Kejaksaan Agung Tahan Bayu Kristanto
Kejaksaan Agung Tahan Bayu Kristanto
Oleh: marsot
Jumat, 10 Agu 2018 03:28

Bayu adalah mantan Manager Merger dan Investasi (M&A) pada Direktorat Hulu PT Pertamina bersama tiga tersangka lainnya yakni Karen Agustiawan, Ferederik ST Siahaan dan Genades Panjaitan.
Mereka diduga merugikan keuangan negara hingga mencapai Rp568,07 miliar.
"Kami berkomitmen mengusut tuntas perkara ini, semua proses penyidikan terus berjalan," kata Jampidsus Adi Toegarisman melalui siaran persny, Kamis 9 Augustus 2018.
Bayu dijerat Pasal 2 ayat 1 Undang-undang No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001.
Ia juga dikenakan Pasal 3 UU No31 Tahun 1999 tentang Tipikor sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001.
Atas perbuatannya, Bayu terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara dan denda maksimal Rp1 miliar.
Adi Toegarisman mengatakan untuk memudahkan proses penyidikan, Bayu ditahan di Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Agung hingga 20 hari ke depan.
Penahanan dilakukan agar ia tidak melarikan diri, menghilangkan barang bukti serta mempengaruhi orang lain atau saksi.
Dari penyidikan, diketahui Bayu mengajukan usulan akuisisi Blok BMG Australia tidak berdasarkan hasil 'due diligence'.
Dia juga mengabaikan hasil keputusan Tim Pengembangan dan Pengelolaan Portofolio Usaha Hulu (TP3UH) yakni hasil keputusan akhir menunda hasil 'due diligence' dan 'upside potential' tidak dimasukkan dalam evaluasi.
Pada 2009 Pertamina melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengakuisisi sepuluh persen saham ROC Oil Ltd, untuk menggarap Blok BMG.
Perjanjian dengan ROC Oil atau Agreement for Sale and Purchase -BMG Project ditandatangani 27 Mei 2009 dengan nilai transaksi mencapai US$31 juta.
Akibat akuisisi itu, Pertamina harus menanggung biaya yang timbul (cash call) dari Blok BMG sebesar US$26 juta, dengan harapan dapat memproduksi minyak hingga 812 barrel per hari.
Namun kenyataannya jauh panggang dari api, Blok BMG hanya bisa menghasilkan minyak mentah untuk PHE Australia Pte Ltd rata-rata sebesar 252 barel per hari.
Pada 5 November 2010, Blok BMG ditutup, setelah ROC Oil memutuskan penghentian produksi minyak mentah. Alasannya, blok ini tidak ekonomis jika diteruskan produksi.
Investasi yang sudah dilakukan Pertamina akhirnya tidak memberikan manfaat maupun keuntungan dalam menambah cadangan dan produksi minyak nasional.
Sumber: antaranews.
-
4 bulan lalu
Alex Noerdin Penuhi Panggilan Kejaksaan Agung
JAKARTA (EKSPOSnews): Mantan Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin, akhirnya memenuhi panggilan penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (JAM Pidsus) untuk diperiksa sebagai saksi dugaan korup
-
5 bulan lalu
Kejaksaan Agung tahan Pejabat KPP Semarang
JAKARTA (EKSPOSnews): Kejaksaan Agung menahan pejabat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Semarang, Jawa Tengah, berinisial PAW atas dugaan menerima gratifikasi penjualan faktur pajak mulai 2007 hingga 2013.
-
5 bulan lalu
OTT KPK Diapresisasi Kejaksaan
JAKARTA (EKSPOSnews): Jaksa Agung M Prasetyo mengapresiasi Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap hakim ad hoc Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Negeri Medan Merry Purba ter
-
5 bulan lalu
Kejaksaan Agung Tahan Frederik Siahaan
JAKARTA (EKSPOSnews): Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, menahan eks Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Frederik Siahaan, tersangka dugaan korupsi investasi perusahaan tersebut di B
-
6 bulan lalu
Kejaksaan Agung Tangkap Buronan Pencucian Uang BBM Ilegal
JAKARTA (EKSPOSnews): Tim Intelijen Kejaksaan Agung, di Pelabuhan Tanjung Benoa, Denpasar, Bali, Sabtu menangkap Deki Bermana, buronan pencucian uang kasus penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) ilega